Rabu, 05 Januari 2011

KEMESUMAN VALENTINE’S DAY

“ Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia itu termasuk golongan mereka”. (H.R. Abu Dawud)

Biasanya di bulan Pebruari warna pink akan menjadi idola para pemuda dan pemudi di seantero dunia. Mereka menjadikan warna itu sebagai simbol cinta kasih. Para ABG (pemuda dan pemudi) saling kirim surat yang warna suratnya didominasi oleh warna pink, untuk mengungkapkan cinta gombalnya kepada teman-temannya. Dan di beberapa tempat di kota besar akan dilanjutkan dengan pesta mesum, na’udzubillah min dzalik.

Sejarah versi I
Sejarah Valentine Day’s tidak dapat dipisahkan dari rangkaian peristiwa dan ritus agama Nasrani. Sejarah menceritakan bahwa setiap tanggal 14 Pebruari, selalu diadakan peringatan (semacam haul) untuk menghormati mendiang Santo Valentino yang dihukum mati tahun 270 M. Pada hari itu, orang-orang Nasrani ‘disunnahkan’ mengungkapkan perasaan cintanya dengan saling mengirimkan pesan dan hadiah cinta.
Santo Valentino yang diperingati tersebut adalah nama seorang pendeta Kristen yang dianggap pelindung orang-orang kasmaran serta penganjur kawin muda. Dia dihukum mati karena melanggar peraturan yang dibuat Emperior Claudius II Gothcus yang melaran para pasangan muda untuk menikah. Claudius II menganggap bahwa tentara yang masih bujang jauh lebih berprestasi ketimbang yang sudah beristri.
Hal ini tidak disetujui Santo Valentino, maka tanpa sepengetahuan sang penguasa, ia menikahkan sepasang pemuda-pemudi. Lantaran perbuatannya itu, sang pendeta dipenggal di Roma pada tahun 270 M (sumber lain 269 M) dan dikuburkan di tepi jalan Flaminia. Lucunya pihak gereja menobatkannya sebagai pahlawan yang telah melindungi orang bercinta.

Sejarah versi II
Valentince Day’s juga berhubungan dengan upacara keagamaan Romawi yang menyembah dewa Lapercus (dewa kesuburan, padang rumput dan hewan ternak) juga, dihubungkan dengan penyembahan dewa Faunus sebagai dewa alam semesta dan pemberi wahyu yang diadakan di bukit Falatine.

Acara Valentine’s Day dahulu
Upacara dimulai dengan mengorbankan beberapa ekor kambing dan seekor anjing. Lalu dua orang pemuda dibawa ke sebuah altar. Sebuah pisau yang berlumuran darah disentuhkan di kening mereka dan mereka harus tertawa. Setelah itu darah di kening dibersihkan dengan kain wool yang dicelupkan ke dalam susu, kemudian mereka dibagi menjadi dua kelompok dan berlari ke arah yang berlawanan mengelilingi bukit dan tembok kota Falatine. Mereka mencambuki wanita yang dijumpai guna mengembalikan kesuburannya. Namun ironisnya, para wanita itu justru dengan senang hati menerima cambukan tersebut.

Sejak masa Kaisar Constantinopel (280 – 337 M) (Nasrani), acara hari “kasih sayang” Valentine Day’s diwarnai nuansa kemesuman. Acara dimulai dengan pesan-pesan cinta yang disampaikan para gadis yang sedang kasmaran dan diletakkan dalam sebuah jambangan kemudian diambil oleh para pemuda. Setelah itu mereka berpasangan dan berdansa yang diakhiri dengan tidur bersama yang lengkap dengan perzinahannya.
Pada tahun 494 M, Dewan Gereja yang dipimpin Paus Galasium I mengubah upacara tersebut dengan porofikasi (pembersih dosa). Paus juga merubah upacara itu dari 15 Pebruari menjadi 14 Pebruari yang pada tahun 496 M ditetapkan sebagai Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentino.

Singkatnya
Valentine Day’s berakar dari upacara keagamaan ritual Romawi kuno untuk menyembah dewa mereka yang dilakukan dengan penuh kemusyrikan. Upacara yang biasa dilaksanakan pada tanggal 14 Pebruari tersebut disebarluaskan gereja kepada masyarakat dunia. Termasuk negeri yang mayoritas penduduknya muslim, karena itu, dapat kita katakan dengan tegas bahwa Valentine hanyalah tradisi Nasrani yang berakar dari kebudayaan Romawi Purba.

Sungguh memprihatinkan acara ini banyak diikuti kaum muda-mudi muslim yang tidak paham akidah dan kurang penghayatan Islam. Seolah-olah Islam tidak mengenal doktrin cinta kasih yang suci yang tentunya bebas kemaksiatan. Padahal ajaran cinta kasih dalam Islam memiliki kedudukan tinggi sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. Al-Baqarah: 165,"dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)".

[106] Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah.

Q.S. At-Taubah: 24, "Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik".

Q.S. Al-Fath: 29, "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar".

[1406] Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.


Q.S. Al-Maidah: 54, "Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui".

Hukumnya
Jelaslah Valentine Day’s merupakan budaya asing yang tidak Islami. Dan mengikutinya berarti menghidupkan dan melestarikan tradisi jahiliyyah. Dan itu nyata-nyata bertentangan dengan syariah Islam.

Perayaan dan mengikuti tradisi Valentine’s Day dalam bentuk apapun merupakan perbuatan syirik (karena menyangkut keyakinan dan ritus bukan Islam). Maksiat (karena dalam acara tersebut banyak kemaksiatan, mengumbar hawa nafsu bahkan sering terjadi perzinahan). Dan merupakan tindakan bodoh yang masuk dalam perangkap penyelewengan akidah dan penyesatan perilaku berupa suka ria, pesta-pesta, foya-foya, hura-hura dan kemubaziran. Dan itu semua merupakan budaya orang Yahudi dan Nasrani (Q.S. Al-Baqarah: 120), "orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu".

Rasulullah SAW bersabda,
Sungguh kalian akan mengikuti sunnah (acara-acara, tradisional, sikap, kebiasaan, dan gaya hidup), orang-orang sebelum kamu selangkah hingga kalau mereka masuk lubang biawak sekalipun kalian akan ikut memasukinya”. Para sahabat bertanya, “(maksudnya umat Yahudi dan Nasrani)” lalu siapa lagi jawab Rasulullah SAW”. (H.R. Bukhari Muslim).

Bila kita mengikuti acara dan gaya hidup non-muslim, maka kita dikategorikan Nabi SAW termasuk golongan mereka dan tidak diakui sebagai umatnya.
Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia tergolong kaum itu”. (H.R. Ahmad dan Abu Dawud).

Aqidah dan syariah Islam tidak membenarkan setiap pemuda-pemudi muslim untuk ikut-ikutan pada acara Valentine’s Day. Karena Allah SWT melarang kita untuk membantu hal-hal jahiliyyah, maksiat dan dosa (Q.S. Al-Maidah: 2), "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah[389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram[390], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya[391], dan binatang-binatang qalaa-id[392], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya[393] dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya".

[389] Syi'ar Allah Ialah: segala amalan yang dilakukan dalam rangka ibadat haji dan tempat-tempat mengerjakannya.
[390] Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan Ihram., Maksudnya Ialah: dilarang melakukan peperangan di bulan-bulan itu.
[391] Ialah: binatang (unta, lembu, kambing, biri-biri) yang dibawa ke ka'bah untuk mendekatkan diri kepada Allah, disembelih ditanah Haram dan dagingnya dihadiahkan kepada fakir miskin dalam rangka ibadat haji.
[392] Ialah: binatang had-ya yang diberi kalung, supaya diketahui orang bahwa binatang itu telah diperuntukkan untuk dibawa ke Ka'bah.
[393] Dimaksud dengan karunia Ialah: Keuntungan yang diberikan Allah dalam perniagaan. keredhaan dari Allah Ialah: pahala amalan haji.

Wallahu a'lam bis-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar