Senin, 25 Desember 2017

Sewindu Haul Gus Dur

Sewindu Haul Gus Dur

Almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah sosok yang sudah berada pada tingkatan mampu melakukan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia). Karena kemampuan itulah, Gus Dur mampu memaklumi semua manusia.

Dikatakan, tingkatan kemampuan ukhuwah insaniyah atau basyariah akan didapatkan bagi mereka yang sudah melewati tingkatan sebelumnya yakni ukhuswah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam) dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama bangsa).

“Ini kuncinya, yang dipikirkan adalah semua manusia makanya Gus Dur bisa memaklumi semua,” ulang Gus Mus.

Kiai yang penyair itu menuturkan, Gus Dur mampu berada pada tingkatan ukhuwah insaniyah karena banyak berjalan, sementara kebanyakan manusia diibaratkan masih tertartih-tatih.

Banyaknya jalan yang dilakukan Gus Dur bukan hanya secara fisik, namun juga melakukan perjalanan ruhani.

Gus Dur diketahui banyak mengunjungi berbagai pesantren seperti Denayar, Tebu Ireng bahkan sampai Al Azhar (Kairo). Sementara perjalanan ruhani dilakukan dengan bbanyak membaca berbagai buku.

(sumber: www.nu.or.id)

Minggu, 10 Desember 2017

Baik dan Buruk

Hikmah Hati

"Wahai Syaikh, manakah yang lebih baik, seorang muslim yang banyak ibadahnya tetapi akhlaqnya buruk ataukah seorang yang tak beribadah tapi amat baik perangainya pada sesama?",
tanya seorang pemuda.

"Subhaanallah, keduanya baik",
ujar sang Syaikh sambil tersenyum.

"Mengapa bisa begitu?",
desak si Pemuda.

"Karena orang yang tekun beribadah itu boleh jadi kelak akan dibimbing Allah untuk berakhlaq mulia bersebab ibadahnya. Dan karena orang yang baik perilakunya itu boleh jadi kelak akan dibimbing Allah untuk semakin taat kepadaNya."

"Jadi siapa yang lebih buruk?",
desak si Pemuda penasaran.

Air mata mengalir di pipi sang Syaikh.

"Kita Anakku", ujar Beliau.

"Kitalah yang layak disebut buruk sebab kita gemar sekali menghabiskan waktu untuk menilai orang lain dan melupakan diri kita sendiri." Beliau terisak-isak.
"Padahal kita akan dihadapkan pada Allah dan ditanyai tentang diri kita, bukan tentang orang lain."